Oleh Hermawati Widyapratami, salah satu Peneliti Muda Wahana Riset Indonesia

Telepon genggam saya berdering dari nomor yang saat itu saya kira berasal dari ojek daring karena kala itu, saya sedang memesan makanan via ojek daring. Setelah saya angkat, ternyata panggilan tersebut berasal dari World Resources Institute-Indonesia (WRI-Indonesia) yang sekitar satu bulan lalu mengundang saya untuk wawancara. Telepon tersebut mengabarkan bahwa saya terpilih sebagai Peneliti Muda untuk program Wahana Riset Indonesia. Perasaan haru dan sedikit tidak percaya seketika menyeruak dalam pikiran saya.

WRI Indonesia membuat sebuah program untuk peneliti muda, dimana nantinya kita tidak hanya diperbantukan untuk perkembangan riset di WRI, namun pula diberikan berbagai pelatihan yang akan bermanfaat untuk pengembangan diri. Dari sekitar kurang lebih 500 peserta yang diseleksi melalui penulisan esai dan wawancara, WRI Indonesia akhirnya memilih 19 peneliti muda untuk ambil bagian dalam program Wahana Riset Indonesia.

Pertemuan pertama saya dengan 19 teman peneliti muda dan beberapa staff dan manajemen WRI-Indonesia pada saat penandatanganan kontrak kerja, menjadikan saya bersyukur sekaligus sangat bersemangat. Baik teman-teman peneliti muda maupun staf yang telah lama bekerja di WRI merupakan orang-orang dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi dari berbagai bidang dan berasal dari universitas terkemuka di Indonesia maupun mancanegara. Lingkungan kerja didominasi oleh para generasi milenial yang memiliki visi untuk maju dan berkembang serta berkontribusi untuk Indonesia.

Hari pertama kami bekerja mungkin sedikit berbeda dengan hari pertama di kantor lain. Diawali dengan adanya peluncuran program yang dibuka langsung oleh Direktur WRI Indonesia, Bapak Dr. Nirarta “Koni” Samadhi. Dalam acara ini, WRI mengundang beberapa NGO, serta beberapa tokoh di bidang riset, diantaranya Bapak Dr. Bambang Setiadi yang merupakan Ketua Dewan Riset Nasional, Bapak Yanuar Nugroho, Ph.D. dari Kantor Staf Presiden, Bapak Asmoro Hadiyanto dari Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI). Ketiga tokoh tersebut pula sekaligus menjadi pembicara dalam acara peluncuran program Wahana Riset Indonesia.

<p>Bapak Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, menyampaikan materi di acara peluncuran Wahana Riset Indonesia. Foto oleh Reidinar Juliane/WRI</p>

Bapak Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, menyampaikan materi di acara peluncuran Wahana Riset Indonesia. Foto oleh Reidinar Juliane/WRI

Berbagai pelatihan kemudian diberikan kepada kami para 19 peneliti muda terpilih dalam beberapa minggu awal kami di WRI Indonesia, seperti pelatihan tentang proses riset yang baik, bagaimana kita merancang sebuah riset, etika riset, dan pelatihan menulis yang dibawakan langsung oleh jurnalis senior dari harian ternama di Indonesia. Kami pula diberikan pelatihan tentang social network mapping yang diberikan langsung oleh Kathleen Buckingham yang merupakan research associate dari WRI Global, Washington DC.

Hal yang paling saya ingat adalah quotes yang disampaikan oleh Bapak Bambang Setiadi yaitu “Researcher is not a job, but a character” dan pesan yang menurut saya sangat membekas adalah sebagai seorang peneliti kita boleh salah namun tidak boleh berbohong. Karena menurut saya bukan hanya menjadi peneliti, namun pula dalam menjalankan peran kita dalam kehidupan pun demikian. Manusia memang tempat salah namun kita harus berani berkata jujur apabila suatu hal adalah benar atau sebaliknya suatu hal adalah hal yang salah.

Kami langsung ditempatkan dalam berbagai bidang penelitian yang ada di WRI Indonesia. Saya ditugaskan pada stream 2 yang kegiatan utamanya adalah Inisiatif Indonesia Satu Peta. Lubernya informasi yang diberikan kepada kami, sempat membuat saya dan teman-teman pusing serta kebingungan. Kami harus dapat dengan cepat menyerap berbagai bahan yang diberikan dan kami pula diharapkan cepat beradaptasi dengan ritme kerja dari WRI Indonesia. Ditambah lagi kami harus segera memutuskan topik penelitian yang akan kami buat. Namun saya berpikir, ketika Tuhan menempatkan kita pada sesuatu posisi maka sebenarnya Tuhan ingin kita belajar dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi.

Saya bersyukur dianugerahi kesempatan ini. Bekerja di lingkungan yang asyik, dipenuhi dengan pribadi yang paham akan tanggung jawab masing-masing serta berusaha selalu memberikan yang terbaik. Saya melihat bahwa memang ketika kita bekerja dengan passion akan menghasilkan output yang lebih baik. Kesempatan ini yang mungkin merupakan salah satu anak tangga yang harus saya daki untuk mencapai kemajuan karir yang dicita-citakan. Pengalaman bekerja di WRI diharapkan akan mengajarkan saya bukan hanya bagaimana menjadi seorang peneliti yang baik, namun pula akan memberikan ruang bagi saya untuk berkembang, menambah banyak teman yang luar biasa, memperluas networking, dan yang terpenting adalah saya dapat mengontribusikan ilmu saya untuk Indonesia.